Ada seorang laki-laki yang hendak
melamar pekerjaan disebuah perusahaan, ketika laki-laki itu lewat didepan
kantor ia melihat kertas yang berserakan dihalaman kantor, ia pun memunguti dan
membuang ditempat sampah, hal tersebut dilihat oleh petugas interview kantor
perusahaan . Dan saat melamar laki-laki itu pun langsung diterima.
(ternyata melakukan kebaikan
meski sepele itu menjadikan kemudahan
dalam berusaha)
_ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _
_ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _
Segerombolan orang yang sedang
melakukan penjelajahan ditengah hutan meraka merasa keberatan dengan bekal yang
mereka bawa, sehingga membuat perjalanan mereka terasa meletihkan, ada satu
orang yang santai tanpa merasa letih, yang lainnya pun bertanya “Mengapa kau
terlihat begitu santai?” ia menjawab
“iya, karena bekalku sedikit, dan saya rasa cukup.”
(dengan tidak serakah membuat
kita bahagia).
_ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _
_ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ _
Disebuah Pondok Pesantren ada dua
anak yang satu orang tuanya kaya dan segala kebutuhan hidup anak di Pondok
Pesantren tercukupi dengan mudah dan mewah sebut saja Zaid, yang satunya lagi
bernama Umar (Nama samaran) terlahir dari orang tua yang kurang mampu,
sehingga kebutuhan hidup di Pondok sebagian harus ia cari sendiri, pola hidup
dua anak ini pun berbeda. Zaid hidup dengan mudahnya semua yang diinginkan
tentang materi tercukupi dengan mudah, ia pun membelanjakan uang semaunya
sendiri, Karena dia berfikir orang tuanya mampu, dan minta berapapun pasti
diberi tanpa harus memikirkan bagaimana mencari uang. sedangkan Umar harus serba hemat karena ia
tahu kalau orang tuanya kurang mampu, sehingga ia memakai uang hanya untuk hal
yang benar-benar diperlukan, bahkan beberapa waktu ia gunakann untuk berusaha
mencari uang. Ia berfikir bagaimana agar kebutuhannya trcukupi.
Ketika keduanya sama – sama
dewasa Umar ternyata lebih sukses dalam berusaha bahkan ia mampu
memberangkatkan Ibadah Haji kedua orang tuanya. Berbeda dibanding Zaid, bahkan Zaid banyak menjual harta dari orang
tuanya.
(terbiasa hidup dengan
kesederhanaan bahkan kekurangan sejak
kecil akan menjadikan kemudahan dimasa dewasa.) ini sesua dengan firman
ALLAH Q.S : 94 : 5-6
(إنّ مع العسر يسرا
0 فإنّ مع العسر يسرا)
_ _ _ _ _ __ _ _ _
_ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _ __ _ _ _ _
_
Seorang petani yang hidup di
sebuah desa mempunya 3
anak (Dua laki-laki dan satu perempuan), ia tergolong kurang mampu karena
terkadang untuk makan satu keluarga tidak cukup. Rumahnya kecil dan terbuat
dari papan kayu, saat hujan lebat, air hujan dengan mudah menerobos cela-cela
genteng dan dinding rumah yang banyak celahnya. Saat ketiga anaknya harus duduk dibangku
sekolah, ia harus bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan sekolah anaknya.
Penghasilannya harus lebih banyak. dan ternyata ia belum bisa mencukupi
kebutuhan sekolah anak-anaknya, sampai
terjebak hutang yang sangat banyak. Dengan kerja keras bersusah payah ia cukup
bisa menyekolahkan anak pertamanya sampai SMP, setelah lulus SMP tetangganya
menyarankan agar anaknya bekerja mencari uang untuk membantu mencukupi kebutuhan hidupnya , namun kehendak Tuhan
berbeda, entah apa yang membuat, Anak pertamanya yakni laki-laki ia titipkan di
sebuah Pondok Pesantren untuk menimba ilmu agama. Melihat hal ini banyak
kerabat maupun tetangga yang mengolok-olok, bahkan sampai ada yang bilang “udah
miskin, gak tau diri!!! “. Tanpa memikirkan omongan orang lain ia tetap
memilih anaknya untuk mencari ilmu di Pondok Pesantren, karena ia ingin anaknya
jadi orang yang ngerti Agama. Beberapa tahun anaknya dipesantren tanpa disangka
kehidupan keluarganya pun lebih tercukupi, mencari nafkah terasa diberi
kemudahan, sampai anak yang satunya lagi dipondokkan juga. Waktu pun terus
berjalan sampai kedua anaknya tinggal dipesantren beberapa tahun. . Karena
keikhlasan bekerja untuk membiayai anaknya yang dipondok , Perekonomiannya pun
bertambah mudah, sampai ia bisa melunasi hutang, membeli sawah, membeli ternak,
memperbaiki rumahnya, tak pernah kekurangan untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Ia bekerja tanpa dibantu anaknya, anaknya hanya membantu saat
pulang.
(Rizki yang diberikan oleh
ALLAH tak bisa diprkirakan secara akal,. Orang yang meluhurkan jalan ALLAH maka
ia diberi kemudahan dalam segala urusan). ويرزقه من حيث لا يحتسب
Komentar
Posting Komentar